4. Sultan Abdul Hamid II – Khalifah Dinasti Ottoman
Islam pernah juga berjaya di Benua Eropa. Selama berabad-abad, Khilafah Islamiyah
berhasil menancapkan pengaruhnya di kawasan Eropa Timur, Balkan, dan
Mediterania. Salah satu bukti penting adalah adanya kedaulatan
Kesultanan Turki Ustmaniyah (Ottoman) yang diakui Eropa. Namun, pengaruh
itu lama-kelamaan berangsur-angsur hilang di akhir abad ke-19.
Di tengah menurunnya pengaruh itu, muncullah seorang sultan yang bernama Sultan Abdul Hamid II. Beliau dilahirkan di Istanbul
anak dari Abdul Majid. Nama lengkap beliau adalah Abdul Hamid bin
Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. Beliau menggantikan
Sultan Abdul Aziz (Murad VI), pamannya pada tahun 1876. Warisan yang
didapat beliau kala itu kondisi kesultanan dalam keadaan tidak stabil,
utang luar negeri besar, campur tangan asing, dan birokrat yang korup.
Dalam
situasi yang dikelilingi konspirasi, intrik, dan fitnah tersebut, sang
sultan berusaha memimpin daulah yang luasnya dari Timur ke Barat selama
tiga puluh tahun. Beliau memiliki prinsip-prinsip sebagai seorang
khalifah yang ingin tetap mempertahankan syariat Islam di tengah
kekacauan. Tak jarang beliau difitnah oleh para konspirator dan
musuh-musuh Islam sehingga sempat pemerintahannya digelari ‘Hamidian Absolutisme’
Banyak
kisah-kisah Beliau yang sangat luar biasa sebagai seorang khalifah yang
memegang teguh amanah. Salah satu kisah Beliau adalah ketika
mempertahankan wilayah Palestina dari gerakan Zionisme. Ini merupakan
wujud cinta tanah air beliau yang pantas dijadikan teladan bagi para
pemimpin saat ini.
Sebelumnya
bangsa Yahudi telah melakukan propaganda-propaganda tentang hak sejarah
bangsa Yahudi terhadap tanah Palestina. Hingga muncul gagasan dari
Yahuda Al Kalaj seorang tokoh Yahudi untuk mendirikan negara Israel
di tanah Palestina. Hal ini dilandasi dari Kitab Talmud, kitab bikinan
pendeta-pendeta tertinggi Yahudi yang menyatakan tanah Palestina adalah
Tanah Yang Dijanjikan (the Promise Land).
Menindak-lanjuti gagasan Yahuda Al Kalaj untuk mendirikan negara Israel
di tanah Palestina maka Theodore Hertzl menemui Sultan Abdul Hamid
untuk melancarkan serangan demokratisnya. Hertzl adalah tokoh Yahudi
yang aktif melakukan propaganda tentang pendirian negara Israel. Dia datang untuk mempengaruhi sultan agar bekerja sama dalam penyerahan tanah Palestina.
Hertzl membawa janji yang menggiurkan. Para
pemilik modal Yahudi Internasional berkenan memulihkan kas keuangan
Turki Usmani dengan bantuan keuangan dalam jumlah besar tanpa bunga.
Mendengar permintaan dari Hertzl, Sultan Abdul Hamid II dengan tegas
berkata, “Jangan lagi engkau membicarakan soal ini. Saya tidak
akan menyisihkan sejengkal pun tanah Palestina karena tanah itu bukan
milik saya, tetapi milik rakyat. Rakyat saya berjuang untuk mendapatkan
tanah itu dan menyuburkannya dengan darah mereka…Biarkanlah orang Yahudi
menyimpan uang mereka yang berjuta-juta banyaknya di peti mereka.”
Theodore
Hertzl gagal. Dia kemudian mengumpulkan tokoh-tokoh Yahudi
Internasional. Kongres Zionis Internasional I di Swiss pun digelar untuk
menentukan action plan mendirikan negara penjajah Israel di tanah Palestina. Hasil keputusan dari kongres tersebut adalah usaha mendirikan negara Israel melalui jalan-jalan di luar jalan demokratis.
Target mereka adalah menjadikan Yahudi sebagai kaum yang mayoritas di sana
dan menjadikan bangsa Palestina sebagai kaum minoritas. Juga dengan
bekal mereka yang menguasai perekonomian, mereka berusaha menguasai
negara dan mengusir bangsa Palestina dengan cara pembersihan etnis,
perang, penyebaran penyakit, pembukaan lapangan pekerjaan di
negara-negara tetangga.
Ditambah
lagi dengan propaganda melalui buku-buku dan pendapat-pendapat dari
Theodore Hertzl serta tokoh-tokoh Yahudi Internasional, maka terjadilah
gelombang eksodus besar-besaran Yahudi dari berbagai negara ke tanah
Palestina baik secara sukarela atau paksaan dari kaum Zion.
Selain itu, mereka juga memaksa dunia internasional untuk membuatkan
undang-undang yang melegitimasi keberadaan Yahudi di Palestina.
Sembari
program pengusiran bangsa Palestina dijalankan, sebenarnya Hertzl juga
mengirimkan delegasinya untuk menemui Sultan Abdul Hamid II. Sultan
menolak menemui mereka dan mengirimkan utusannya yang menyampaikan
pesan: “Pertama, hutang pemerintah bukanlah suatu kejahatan.
Negara lain seperti Perancis juga tersangkut hutang, dan itu tidak
mempengaruhinya. Kedua, Baitul Maqdis telah ditaklukkan oleh kaum
Muslimin atas pimpinan Umar bin Khattab r.a. Aku tidak bersedia
menanggung nama buruk dalam sejarah, bahwa aku telah menjual tanah suci
itu kepada Yahudi. Aku tidak mau menghianati amanah kaum Muslimin yang
telah dipikulkan di atas pundakku. Ketiga, katakan kepada orang-orang
Yahudi itu untuk menyimpan saja hartanya sendiri. Pemerintah negara
tidak dibenarkan membina aparatur negaranya dengan uang musuh Islam. Dan
keempat, ini yang paling penting, suruh mereka angkat kaki dari sini,
dan janganlah boleh lagi mencoba menemui aku atau memasuki tempat ini!”
Tidak
bisa dengan jalan membeli prinsip Sultan Abdul Hamid II maka mereka pun
melancarkan serangan dari dalam tubuh pemerintahan sultan untuk
menggulingkannya. Lewat upaya-upaya penyusupan, pembunuhan, dan
cara-cara keji lainnya, akhirnya kekhalifahan Turki Ustmaniyah berhasil
dihancurkan pada tanggal 3 Maret 1924, 27 tahun setelah Kongres Zionis
I. Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi Turki naik menjadi penguasa
dan menghancurkan seluruh sendi kehidupan beragama di Turki dan
menggantinya dengan paham Sekuler.
Cerita ini
adalah sebagian kecil cerita ksatria Islam. Ksatria Islam yang lahir
dari sebuah idiologi atau paham atau yang paling tepat disebut Ad Dien Al Islam.
Agama Islam ini bersumber dari Al Quran dan As Sunnah. Mau tidak mau
agama ini akan tetap ada hingga perang akhir zaman kelak. Maka tetaplah
berada dalam kebanggaan sebagai penganut agama ini dan berusahalah
menjadi ksatria di kehidupan Anda.
Ingat,
empat orang ini adalah sebagian kecil dari banyaknya ksatria Islam.
Sengaja dipilih mewakili bagian waktunya di akhir zaman ini. Rasulullah
mewakili bagian waktu nubuwah, ‘Umar mewakili bagian waktu khulafaur
Rasyidin, Salahuddin dan Abdul Hamid mewakili bagian waktu khilafah
islamiyah. Sekarang adalah bagian waktu berkuasanya penguasa zalim dan
berikutnya adalah bagian waktu munculnya kembali khilafah islamiyah.
Anda berhak menjadi ksatria di bagian waktu tersebut.Wallohu a'lam (dari berbagai sumber dengan editing seperlunya)